Photobucket

MARI BELAJAR INTERNET BERSAMA OM KUMIS ANDA PASTI CEPAT BISA

Sabtu, 24 Desember 2011

PROPOSAL PTK BAHASA INDONESIA


  1. JUDUL
MENINGKATKAN  KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN  NARASI   MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS COOPERATIV  LEARNING  TEKNIK TPS DI KELAS V SDN 1 MANDIRANCAN KABUPATEN  KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2010-2011.


  1. BIDANG KAJIAN
Menulis Karangan  narasi dan metode pembelajaran berbasis coperrativ learning teknik TPS , model cooperative learning  teknik TPS sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam  mengarang karangan narasi di kelas V SD Ngeri 1 Mandirancan

  1.  PENDAHULUAN
          Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial bermasyarakat, karena dalam interaksi sosial dibutuhkan pemahaman bahasa. Melalui bahasa seseorang dapat membangun hubungan persahabatan, tukar pendapat, memepengaruhi orang lain dan bekerja sama dengan yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negoisasi pesan dalam suatu konteks atau situasi menurut Sampson (dalam Depdiknas 2005:7).
Kegiatan menulis atau mengarang adalah kegiatan yang sangat komplek, karena dalam kegiatan ytersebut membutuhkan berbagai kemampuan seperti  kemamapuan menentukan gagasan, kemampuan mengunakan gaya bahasa, dan kemampuan mengunakan ejajaan dan tanda bahasa. Selain itu kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar  dan berencana untuk memenuhi kebutan jsamani dan rohani. Lebih jelasnya penulis kutip dari buku karangan Prof.Dr Yus Rusyana.
Dengan kemampuan menulis atau mengarang dimaksudkan kemampuan mengunkan  pola-pola bahasa  dalam penampilannya secara tertulis untuk mengunkapkan suatu gagasan  atau pesan. Kemampuan menulis itu . mencakaup kemampuan seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menguasai unsure-unusr bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya , dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca. Jelaslah bahawa menulis mencakup bermacam-macam kemampuan”. .”(Rusyana,Yus;1984 .Bahasa  Bahasa Dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan.Hal 191)
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis itu sangat penting karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.
Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serat pemahaman berbagai jenis karangan dan pengembangannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang yang ditetapkan sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006. Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar komopetensi yang diharapkan dapat tercapai.
Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu Standar kompetensi adalah dasar bagi siswa untuk dapat memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional, dan global.
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu,  secara tidak langsung guru dituntut untuk lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Pada kesempatan ini, peneliti (guru) membahas tentang keterampilan menulis khususnya menulis karangan naratif. Selama ini berdasarkan hasil observasi, keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis karangan naratif mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis karangan. Agar dapat menulis kadang-kadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan media yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik.
Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara karangan dengan karangan berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba satu pembaharuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan naratif.
Kondisi siswa SD Negeri Mandirancan 1 kelas V saat ini belum mampu menulis karangan narasi. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi mendorong penulis untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan  narasi melalui model pembelajaran berbasis cooperativ  learning  teknik TPS.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam berkomunikasi kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi seperti mendengarkan dan berbicara. Padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali dengan kemampuan berkomunikasi. Misalnya cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan; cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu, siswa tidak mungkin menguasai dalam sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih sampai pada akhirnya setiap siswa mampu memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.





  1.  PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :     Apakah Model Pembelajaran Berbasis Cooperativ  Learning  Teknik TPS Dapat Meningkatkan  Kemmampuan Menulis Karangan  Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mandirancan?

  1. Pemecahan Masalah
Guru sebagai pengelola kelas tentunya lebih bertanggungjawab dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar umumnya dan khususnya dalam mata pelajran bahasa Indonesia.  Salah upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahasa Indonesia yaitu dengan penerapan metode belajar yang tepat sehingga proses belajar mengajar bejalan dengan efektif dan efisien.
Metode pembelajaran Cooperatif learning dengan teknik TPS merupakan metode yang cocok digunakan dalam materi menulis karangan narasi karena dengan metode ini Proses belajar mengajar lebih efektif seperti tampak pada karakteristik pembelajaran siswa melihat, siswa mendengarkan, siswa mendemostrasikan, siswa bekerja sama, siswa menemukan sendiri,        dan siswa membangun konsep sendiri. Suasana belajar dapat menciptakan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, inovatif, dan inkuiri/menemukan sendiri. Tujuh pilar pembelajaran yakni kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), penemuan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), penilaian akan teraplikasikan secara maksimal
  1. Hipotensis
Hipotensisi yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah “Model Pembelajaran Berbasis Cooperativ  Learning  Teknik TPS Dapat Meningkatkan  Kemampuan menulis karangan  Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mandirancan?


  1.  TUJUAN PENELITIAN

1.      Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk Meningkatkan  Kemmampuan Menulis Karangan  Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mandirancan?
2.      Tujuan Khusus
Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini :“Untuk mengetahui apakah Model          Pembelajaran Berbasis Cooperativ  Learning  Teknik TPS dapat Meningkatkan  Kemmampuan Mengarang Paragraph Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Mandirancan?

  1.  MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a.     SD Negeri 1 Mandirancan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Mandirancan dapat lebih meningkatkan mutu proses belajar mengajar .
b.       Guru
Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c.       Siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya.






  1. BATASAN ISTILAH

  1. TINJAUAN PUSTAKA
a. Jenis Karangan
1. DESKRIPSI: Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi:
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
2. NARASI: Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhirAwal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta: Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949, Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
3. EKSPOSISI: Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
4. ARGUMENTASI: Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
5. PERSUASI: Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Contoh persuasi:

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
b.  Jenis-Jenis Karangan Narasi
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat
1.            Pengertian Karangan Narasi
            Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman nmanusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Narasi adalah suati karangan yang biasanya dihubung0hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa halyang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.
2. Ciri-ciri Karangan Narasi  Menurut Keraf (2000:136)
    1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
    2. dirangkai dalam urutan waktu.
    3. berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
    4. ada konfiks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
a.       Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
b.      Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
c.       Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
d.      Memiliki nilai estetika.
e.       Menekankan susunan secara kronologis.
      Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
3. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
  1. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan,
  2. memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
4. Langkah-langkah menulis karangan narasi
  1. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
  2. tetapkan sasaran pembaca kita
  3. rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
  4. bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
  5. Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwasebagai pendukung cerita susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
1. Pengertian Cooperative Learning
            Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yangmenitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono, 2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya.Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat  temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan dengan seluruh siswa.

2.                                     Unsur-unsur dan Ciri-ciri Cooperative Learning

Menurut Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar cooperative learning lebih efektif adalah sebagai berikut :
a.       Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
 berenang bersama”
b.  Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c.  Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.
d.  Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab samabesarnya   diantara anggota kelompok.
e.  Para siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f.  Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
g. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sementara itu, menurut Nur (2001: 3) pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

3. Model Cooperative Learning
Berikut ini model pembelajaran yang dapat mewakili model-model cooperative learning :
a. Student teams achievement division (STAD) Langkah-langkah:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang.
2) Guru menyajikan materi pelajaran.
3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.
4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
5) Pembahasan kuis6) Kesimpulan
b. Jigsaw (model tim ahli)
Langkah-langkah:
1) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang
2) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
4) Setelah kelomppok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
6) Pembahasan
7) Penutup
c. Group investivigation go a round
Langkah-langkah:
1) Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa
2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis
3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab,pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
d. Think pair and share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar