Photobucket

MARI BELAJAR INTERNET BERSAMA OM KUMIS ANDA PASTI CEPAT BISA

Rabu, 24 Agustus 2011

GURU SEBAGAI INSPIRATOR POSTIF DAN NEGETIF BAGI SISWA



Oleh :LILY MULYADI
Mari kita simak barang sebentar komentar para guru teladan,
“Kita harus memberi contoh . kita harus menunjukan kepada anak-anak bahwa kita mau membantu  mereka dengan segala cara yang kita bisa. Anak-anak memperhatikan kita . Mereka tahu semua yang kita lakukan. Jika tidak percaya coba saja meletakan sesuatu tidak pada tempatnya di kelas” (MAXINE BROWN, Guru teladan  sekolah dasar  dari Fayette Country Kentucky)
“Hasil riset menunjukan bahwa guru yang baik adalah teladan yang baik. Guru yang baik memiliki semangat mengajar dan menghargai pendapat  murid. Mereka bekerja sangat keras, mengambil resiko, dan menjadi pembaharu. Yang tidak mereka terima  adalah kegagalan murid”(KATHERINE KOCK-LAVEEN Guru teladan dari Minnesota)
“ Dengan memberi  contoh, kita harus mempertahankan dan menunjukan bahwa keunggulan  dapat di capai” (RICH RUFFALO Guru teladan dari New Jersey)
Ketiga komentar di atas secara tersirat mengatakan,  jika  kita menginginkan siswa yang memiliki karakter yang baik maka  guru harus  memberi teladan  baik di luar maupun di lingkungan sekolah. Kita harus benar-benar sadar  bahwa sebetulnya semua siswa memperhatikan  tingkah laku guru, baik cara berbicara, cara berpakaian dan gaya hidup guru. Dengan kata lain apapun yang dilkukan oleh guru tidak terlepas dari penglihatan siswa.
Keteladanan guru sangat dibutuhkan di era informasi saat  ini karena keteladannya  bisa menjadi inspirasi  bagi anak didik kelak dalam kehidupannya dikemudian hari. Kita jangan mengharapkan siswa untuk berprilaku baik selama gurunya masih berprilaku  tidak sesuai dengan kode etik guru dan norma masyarakat. Guru yang berprilaku baik akan menjadi inspirasi positif bagi siswa demikian pula sebaliknya. Guru yang berprilaku buruk akan menjadi inspirasi negative bagi siswa dalam kehidupan mendatang. Karena itulah sebagai guru harus tetap berada dalam koridur  guru yaitu manusia yang patut digugu dan di tiru.dalam berprilaku keseharian ,  melaksanakan kewajiban maupun menuntut haknya.
Sebagai  contoh guru telah menorehkan tinta dalam sejarah Indonesia untuk mengubah kehidupannya dan menuntut keadilan,  guru melakukan demo besar-besaran. Kegiatan demo ini akan menginsfirasikan  pada siswa hal yang positif dan negetif. Inspirasi positif  yang muncul dalam benak siswa seperti:
Inspirasi pertama adalah anak-anak mungkin akan terinspirasi betapa hebatnya perjuangan guru mereka dalam memperjuangkan nasibnya. Para murid ini akan terilhami bahwa tidak ada namanya jalan buntu dalam memperjuangkan sesuatu. Selalu ada jalan menuju Roma.
Inspirasi  kedua bisa datang dari tidak kompaknya para guru di beberapa Kecamatan dalam menyikapi ajakan demo dari PGRI. Dari sini sang murid bisa melihat bahwa berbeda pendapat adalah sah-sah saja selama memiliki landasan pemikiran yang rasional. Lebih baik memilih bersikap berbeda daripada menjadi bunglon yang hanya mau memetik keuntungan saja dari perjuangan yang susah payah dilakukan rekan-rekannya yang lain.
Inspirasi ketiga, murid-murid mereka akan belajar untuk tidak takut untuk menyuarakan pendapat. Sebelum demo dilakukan mungkin para guru merasakan tekanan dari berbagai pihak untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan pihak lain. Meskipun tidak semua siswa mereka peka terhadap persoalan yang tengah dihadapi guru mereka sebelumnya, bagi sebagian siswa terutama yang sudah duduk di pendidikan menengah mungkin akan bisa lebih merasakannya. Karenanya butuh energi yang cukup besar dari para guru ketika memutuskan untuk menyuarakan pendapatnya.
Inspirasi Keempat, bisa juga muncul inspirasi bahwa suatu hal yang diperjuangkan akan lebih mudah tercapai apabila dilakukan bersama-sama. Bukankah para guru sering mengajarkan bahwa satu lidi tidak akan mampu membersihkan kotoran daripada seratus lidi yang diikat menjadi satu? Demo guru memberikan contoh konkret terhadap apa yang telah mereka ajarkan.
Inspirasi Kelima, anak-anak pun akan belajar untuk berpikir kritis sebagaimana yang dicontohkan guru-guru mereka dalam demo itu. Maka jangan kaget kalau suatu saat murid mereka bisa bersikap kritis kepada mereka.
 Sebagai pendidik, guru harus tetap waspada terhadap prilaku ketika berdemo, karena kita tetap ditonton  dan disaksikan anak didik . jika kita berprilaku anarki dalam demo,  maka secara langsung guru telah memberikan inspirasi negetif terhadap siswa .
Seperti yang diberitakan bahwa demonstrasi yang dilakukan para guru dilakukan pada jam proses belajar mengajar seharusnya berlangsung. Karena itu dikhawatirkan anak-anak akan terinspirasi bahwa ketika hak tidak terpenuhi maka boleh-boleh saja mengabaikan kewajiban, walaupun apa yang dilakukan itu merugikan pihak lain. Dikhawatirkan  pula anak-anak didik kita   akan belajar untuk kurang memperhatikan arti profesionalisme ketika bekerja kelak. Atau ketika demo sudah dijadikan pilihan guru untuk menyampaikan aspirasinya maka ini dijadikan teladan pula oleh para murid-muridnya, bahwa seakan-akan solusi setiap permasalahan adalah cukup dengan demonstrasi. Apalagi selama ini anak-anak cukup sering disuguhi pemberitaan unjuk rasa yang disampaikan melalui saluran demo. Padahal harapan kita ketika dewasa anak-anak kita lebih menyukai dialog dan diskusi untuk mencari penyelesaian setiap permasalahan.
Contoh lainnya adalah Bapak  kepala sekolah dan bapak guru sering melarang siswa untuk tidak merokok  dan mereka sering  menerangkan dengan detil bahaya merokok,  bahkan seruan berbentuk baligo berukuran besar pun di pasang,  yang isinya larangan merokok,  tetapi disadari atau tidak  bapak-bapak guru sering merokok di area sekolah dengan bebasnya . Mereka telah melupakan nasihat dan larangan yang telah disampaikanya pada  siswa,. Prilaku seperti itu akan mematahkan seruan dan nasihat   untuk tidak merokok pada siswa. Bahkan kemungkinan besar siswa merokok terinspirasi oleh seorang guru perokok. Seperti pepatah guru kencing berlari siswa kencing menari-nari, ini kan lebih parah.
Contoh berikutnya anak didik putri akan terinspirasi oleh ibu-ibu guru yang berpakaian seronok, semisal memakai baju pesta ke sekolah, memakai perhiasan yang berlebihan, bahkan ber-make up tidak pada tempatnya. Memang semua itu adalah hak azasi namun kita mesti menyadari usia Kelas VI, SLTP dan SMA adalah usia pencarian jati diri dan proses imitasi, meniru dan ikut-ikutan  apa yang dilihat, diraba dan dirasakan. Karena harapan terbesar kita  adalah semua anak didik beretika dan berestetika.

Banyak hal yang perlu kita waspadai dalam berprilaku terutama di area sekolah , memang guru bukanlah malaikat namun kita  sebagai guru memilki peranan yang istimewa dibandingkan dengan petugas fungsional lainnya. Ada tiga belas peranan  guru untuk menyiapkan anak didik dalam kehidupan mendatang seperti:
1. Guru Sebagai Korektor, guru harus dapat membedakan nilai yang baik dan man nilai yang buruk. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari watak dan jiwa anak didik.
2. Guru Sebagai Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik. Guru harus dapat memberi petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
3. Guru Sebagai Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi, selain bahan pelajarn untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kuriku-lum.
 4. Guru Sebagai Organisator, guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib seko-lah , menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
 5. Guru Sebagai Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Peran ini sangat penting dalam interaksi edukatif.
 6. Guru Sebagai Inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi.
 7. Guru Sebagai Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan  kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
 8. Guru Sebagai Pembimbing, guru membimbing anak menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.
 9. Guru Sebagai Demonstrator, mempergakan apa yang diajarkan secara diktatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tujuan pengajaran tercapai dengan efektif dan efisien.
 10. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
 11. Guru Sebagai Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan baik jenis dan bentuknya, baik media material maupun nonmaterial.
 12. Guru Sebagai Supervisor, guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
 13. Guru Sebagai Evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyngkut intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak hanya menilai produk, tetapi juga menilai proses.
Jadi harus bagaimana kita berprilaku? Semestinya baik di luar area sekolah maupun diarea sekolah tetaplah menjadi guru yang bisa digugu dan ditiru karena siswa kita ada dimana-mana . Dengan prilaku yang dapat digugu dan ditiru mudah-mudahan dapat mempercepat dalam membangun kembali jati diri bangsa. Yang kini jati diri bangsa semakin memudar seiring dengan hilangnya karakter-karakter  positif dalam diri pendidik dan siswa.
Sebagai inspirator alangkah bijaknya  jika para guru menyimak  sebuah puisi yang dapat dijadikan acuan   refleksi diri, puisi tersebut  diucapkan oleh Jame Redfille sebagai berikut:
“if you want to change the word, Frist yau have to change your self”
Pernyataan di atas sesuai dengan firman Allah dalam Al quran,
“Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa/ kaum sebelum bangsa/kaun itu mengubah yang ada dalam dirinya sendiri”
Sebagai pelengkap kata-kata bijakpun perlu  kita renungkan,
WHEN WEALTH IS LOST, NOTHING IS LOST
WHWN HEALTH LOST, SOMETHING IS LOST BUT
WHEN CHARACTER IS LOST,EVERYTHING IS LOST.
Yang artinya:
Bila harta hilang, sebenarnya tidak ada yang hilang, Bila kesehatan  kita hilang, ada sesuatu yang hilang, tetapi Bila karakter kita hilang kita akan kehilangan segalanya.
Para petinggi negera, pejabat pusat dan daerah , para tenaga pendidik dan kependidikan yang berkarakter baik akan mengilhami atau menginpirasi para generasi penerus bangsa untuk menjadi manusia dewasa yang bertanggungjawab dan  berahlak mulia. (LM)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar