Lingkungan kerja membutuhkan komunikasi yang santun dan hangat. Dengan begitu, hubungan individu dengan individu dalam lingkungan kerja akan menjadi lebih harmonis, hangat, erat, dan manusiawi. Setiap individu dalam lingkungan kerja perlu memahami pentingnya komunikasi seperti di atas , dan juga menjalaninya. Jika tidak memahami hal tersebut , jangan harap suasana kantor akan menjadi nyaman , karena komunikasi yang dibangun cenderung premanisme seperti membentak, sok menyuruh, dan bossy.Ragam macam karakter manusia banyak sekali , sifat egois dan ingin menonjol dalam segala hal, menjadi hal yang biasa dalam pergaulan zaman sekarang, tidak terlewatkan dalam lingkungan kerja dimana tempat kita bekerja. Sifat egois sering sekali muncul pada rekan kerja, mereka hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain. Egois, merasa 'lebih' plus 'meremehkan' orang lain plus 'tidak berani bertanggung jawab'(artinya suka memakai nama/referensi orang lain dalam segala hal) kala berkomunikasi bunyinya 'sengak' - mimik wajah menghina (ekspresi garis bibir turun ke bawah) tidak toleran terhadap orang lain, hidup solitaire dengan lingkungan kerja
Demikian juga sikap Bossy, sikap inilah yang sering kita membuat jengkel. Rekan kerja yang nge-bossy sering memerintah, nunjuk-nunjuk seperti pimpinan pada bawahan. Sikap nge-bossy merupakan sikap yang identik negatif. Karakter orang yang suka menyuruh dan memerintah orang lain sesuai dengan kemauannya dan tidak bertenggang rasa. Sikap seperti ini bisa dimiliki siapa saja, tanpa melihat status, strata dan bisa dari kalangan mana saja. Bisa si bos itu sendiri, bawahan dan sesama rekan kerja. Sama-sama menyusahkan pastinya untuk orang lain. Sikap sok memimpin, mengatur orang seenaknya dan guna memenuhi urusannya saja tanpa melihat kepentingan orang lain yang tak kalah pentingnya bisa dilandasi macam-macam. Karakter seseorang terbentuk dari latar belakang kehidupan keluarga, lingkungan dan masa kecilnya. Kehidupan seseorang di masa kecil yang serba ada, semua serba dilayani dan mudah menyuruh orang lain bisa membentuk karakter kuat seseorang hingga dewasa untuk selalu minta dilayani dan diselesaikan urusannya tanpa melihat urusan orang lain yang disuruhnya. Seseorang menjadi ‘bos dadakan’ juga bisa jadi karena merasa dirinya dekat dan tahu banyak hal tentang urusan institusi dan kantornya daripada rekan-rekannya yang lain. Dia menyalahgunakan kedekatannya dengan atasan hingga bersikap cenderung nge-bossy pada yang lain.Jika kita menemukan rekan kerja nge-bossy, kita harus tetap bersikap profesional artinya tidak perlu marah bersikaplah tenang. Ada beberapa tips yang bisa digunakan untuk rekan kerja yang nge-bossy( yang berlagak seperti boss) .1. Buatlah daftar pekerjaan/list tertulis semua pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggungjawab kita yang sudah diberikan pada atasan. Tempel atau pajang di meja kerja hingga kita dan semua orang dapat membacanya. Hal ini selain untuk mengingatkan tugas kepada diri kita sendiri, juga berguna menangkal rekan yang hendak memberikan urusannya kepada kita. Si bossy jadi sungkan’loh;2. Tunjukkan keprofesionalan kita dalam melakukan segala hal kepada atasan dan rekan sesama kerja atau tim. Bahwa kita melakukan segala hal, hak dan kewajiban dengan yang sebenarnya. Ada saatnya bekerja, istirahat atau ngobrol ngalor-ngidul diluar urusan pekerjaan;
3. Bersikap tegas diperlukan juga agar kita tidak dianggap lemah dan mudah menjadi korban si bossy. Tegas bukan berarti harus tampak galak, judes dan emosional. Sikap itu justru akan menjauhi kita dari rekan kerja kita yang lain, dan bukan cara yang tepat menangani perintah si bossy. Saat si bossy mendekati kita dan mulai menyuruh, katakan saja, “Maaf, saya sedang dikejar dateline. Si bos sudah minta segera laporannya,” dengan memandang matanya tajam dan ekspresi yang datar;4. Bila tidak dapat menghadapi sendiri, satukan sikap dengan rekan yang lain menghadapi si bossy. Bukan untuk memusuhinya, justru berikan pengarahan yang benar agar si bossy segera sadar dari sikapnya. Bahkan bila sangat mengganggu, segera komunikasikan pada atasan agar dia dapat memberikan penegasan kepada seluruh anak buahnya –termasuk si bossy- tentang tugas, hak dan kewajibannya masing-masing;5. Merasa tak sanggup menghadapi si bossy yang kelewatan, barulah mulai memikirkan untuk pindah desk atau tim lain. Hal itu tentunya harus dibicarakan dahulu kepada atasan. Kalaupun ada peluang menjanjikan diluar sana, tak ada salahnya mencari tahu dan mulai memelajari institusi baru yang lebih bonafit.
Semoga tips dan strategi ini bermanfaat bagi anda yang sedang menghadapi rekan kerja yang memiliki sikap nge-bossy.
Minggu, 19 Juni 2011
TIPS MENYIKAPI REKAN KERJA NGE-BOSSY
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar